- Oleh dr. Rizani, M.Ked.
DENGUE, infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk, menimbulkan beban kesehatan yang signifikan, terutama di daerah tropis dan subtropis.
Dengue parah, yang ditandai dengan kebocoran plasma, perdarahan, dan gangguan organ, dapat menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama pada anak-anak. Identifikasi dini dan manajemen yang tepat sangat penting untuk meningkatkan hasil klinis. Eksplorasi prediktor klinis dengue parah pada pasien anak, berdasarkan data dari tinjauan sistematis dan meta-analisis yang komprehensif.
Meta-analisis oleh Tsheten et al. mengidentifikasi beberapa prediktor demografis, komorbid, dan klinis yang secara signifikan terkait dengan dengue parah:
Karakteristik Demografis
Usia: Anak-anak lebih rentan terhadap dengue parah dibandingkan dengan orang dewasa (OR = 1.96; 95% CI: 1.22–3.13).
Infeksi Sekunder: Pasien dengan infeksi DENV sekunder memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah (OR = 3.23; 95% CI: 2.28–4.57).
Komorbiditas
Diabetes: Diabetes yang sudah ada sebelumnya secara signifikan meningkatkan risiko dengue parah (OR = 2.88; 95% CI: 1.72–4.81).
Penyakit Ginjal: Pasien dengan penyakit ginjal memiliki risiko lebih tinggi (OR = 4.54; 95% CI: 1.55–13.31).
Warning Sign
Peningkatan Haematokrit dengan Penurunan Trombosit: Ini adalah prediktor kuat untuk dengue parah (OR = 5.13; 95% CI: 1.61–16.34).
Nyeri Abdomen: Gejala ini secara signifikan terkait dengan dengue parah (OR = 2.00; 95% CI: 1.49–2.68).
Muntah: Muntah terus-menerus menunjukkan risiko lebih tinggi (OR = 1.80; 95% CI: 1.43–2.26).
Hepatomegali: Pembesaran hati adalah tanda peringatan kritis (OR = 5.92; 95% CI: 3.29–10.66).
Asites dan Efusi Pleura: Tanda-tanda akumulasi cairan ini sangat terkait dengan dengue parah (Asites OR = 6.30; 95% CI: 3.75–10.60; Efusi Pleura OR = 5.72; 95% CI: 3.24–10.10).
Pertimbangan Penting
Memahami prediktor dengue parah sangat penting bagi para klinisi, terutama yg bekerja di daerah endemik.
Pemantauan Dini:
Pemantauan rutin kadar haematokrit dan trombosit pada kasus yang dicurigai dengue. Pengamatan ketat terhadap anak-anak dengan komorbiditas yang diketahui seperti diabetes dan penyakit ginjal.
Strategi Intervensi:
Rawat inap dan manajemen cairan segera bagi pasien yang menunjukkan tanda-tanda peringatan. Penggunaan alat diagnostik yang tepat utk. mengkonfirmasi infeksi sekunder.
Edukasi Pasien dan Tindak Lanjut:
Mendidik pengasuh tentang tanda-tanda peringatan dengue parah & pentingnya mencari perhatian medis segera. Memastikan perawatan tindak lanjut untuk pasien yang dipulangkan setelah diagnosis awal dengue.
Warning Sign
Peningkatan haematokrit dengan penurunan trombosit, nyeri abdomen, muntah, hepatomegali, asites, dan efusi pleura adalah tanda peringatan kritis yang harus segera diintervensi.
Kelompok Berisiko Tinggi
Anak-anak, pasien dengan infeksi sekunder, dan mereka dengan komorbiditas seperti diabetes dan penyakit ginjal memiliki risiko lebih tinggi untuk dengue parah.
Manajemen
Manajemen cairan tepat waktu dan rawat inap adalah kunci untuk mencegah hasil yang parah pada pasien berisiko tinggi.
Identifikasi prediktor klinis sangat penting dalam manajemen dengue parah, terutama pada pasien anak.
Temuan dari tinjauan sistematis dan meta-analisis oleh Tsheten et al. menyoroti beberapa prediktor penting yang dapat membantu klinisi dalam pengakuan dan intervensi dini, yang berpotensi menyelamatkan nyawa dan mengurangi morbiditas.
Anak-anak berisiko lebih tinggi terkena dengue parah dibandingkan dengan orang dewasa. Kerentanan yang meningkat ini kemungkinan disebabkan oleh permeabilitas vaskular yang lebih besar dan cadangan mikrovaskular yang lebih sedikit pada anak-anak, yang mempredisposisikan mereka terhadap kebocoran plasma dan syok.
Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan yang cermat dan intervensi dini pada pasien anak yang menunjukkan gejala dengue.
Infeksi dengue sekunder secara signifikan meningkatkan risiko penyakit parah, fenomena yang dikaitkan dengan Antibody-Dependent Enhancement (ADE). Pada infeksi sekunder, antibodi non-netralisasi yang sudah ada sebelumnya dari infeksi sebelumnya dengan serotipe DENV yang berbeda memfasilitasi masuknya virus ke dalam sel inang, menyebabkan replikasi virus yang meningkat dan respons imun yang tinggi. Proses ini menghasilkan manifestasi klinis yang lebih parah. Klinisi harus mempertimbangkan riwayat infeksi dengue sebelumnya saat menilai risiko penyakit parah.
Kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes dan penyakit ginjal dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena dengue parah. Pada pasien diabetes, kontrol glikemik yang buruk dapat memperburuk risiko akibat fungsi vaskular yang terganggu dan peningkatan kebocoran plasma.
Penyakit ginjal bisa mempredisposisikan pasien terhadap hasil yang parah melalui peningkatan sitokin pro-inflamasi dan disfungsi endotel. Temuan ini menyoroti kebutuhan untuk strategi pemantauan dan manajemen yang ditargetkan bagi pasien dengue dengan komorbiditas yang mendasarinya.
Tanda peringatan seperti peningkatan haematokrit dengan penurunan trombosit, nyeri abdomen, muntah, hepatomegali, asites, dan efusi pleura adalah prediktor kuat dengue parah. Tanda-tanda klinis ini harus segera mendapat perhatian medis dan rawat inap. Kehadiran beberapa tanda peringatan lebih meningkatkan risiko dan memerlukan manajemen agresif untuk mencegah progresi ke penyakit parah.
Manajemen dengue parah melibatkan pemantauan ketat, penggantian cairan tepat waktu, dan perawatan suportif. Identifikasi cepat pasien berisiko tinggi memakai prediktor yang diidentifikasi dapat meningkatkan hasil klinis. Profesional kesehatan harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda peringatan ini dan mengimplementasikan intervensi yang tepat dengan cepat. Selain itu, mendidik pengasuh tentang gejala dan faktor risiko dengue parah sangat penting untuk presentasi & perawatan dini.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi biomarker tambahan dan alat diagnostik baru yang dapat membantu dalam deteksi dini dengue parah.
Metode point-of-care, seperti ultrasonografi, dapat memberikan wawasan berharga tentang status klinis pasien dengue dan membantu dalam stratifikasi risiko. Memahami peran serotipe DENV tertentu dan faktor genetik dalam penyakit parah juga dapat berkontribusi pada strategi manajemen yang lebih baik.
Analisis komprehensif prediktor klinis dengue parah pada pasien anak memberikan wawasan berharga bagi profesional kesehatan. Dengan memanfaatkan prediktor ini, klinisi dapat meningkatkan deteksi dini dan manajemen dengue parah, yang pada akhirnya meningkatkan hasil pasien dan mengurangi beban penyakit. []
*) Penulis adalah Wakil Ketua PD Muhammadiyah Buleleng

